Langsung ke konten utama

Junko Tabei Pendaki Jepang Yang Tidak Pernah Berhenti Menapaki Indahnya Bumi

Junko Tabei, Pendaki Wanita Pertama yang Menapaki Puncak Tertinggi Dunia

 



Junko Tabei-lah, wanita asal Jepang, pendaki wanita paling mengagumkan di bumi ini. Tak berlebihan, karena dia adalah wanita pertama yang berhasil menggapai Puncak Everest (1975) dan wanita pemegang ‘seven summit’ pertama (1992) dunia.
Dilansir dari Japantimes, hari ini, 41 tahun silam, tepatnya pada 16 Mei 1975, Junko Tabei berhasil berdiri di puncak tertinggi dunia. Dengan kegigihan dan bantuan pemandu Ang Thsering, dia sukses menorehkan catatan sejarah pendakian dunia sebagai pendaki wanita pertama yang mencapai Puncak Everest.
Pendakian Gunung Everest tak main-main. Tanpa peralatan memadai dan persiapan yang matang, sama saja Anda mendaki untuk mengantarkan nyawa.
Junko Tabei dan Sherpa Ang Thsering mendaki melalui jalur Selatan. Dikisahkan, saat itu pada ketinggian 8.763 mdpl, mereka memutuskan untuk berhenti sebelum melanjutkan menuju puncak di ketinggian 8.848 mdpl. Kendala yang dihadapi Junko Tabei ialah: ia harus melewati perbukitan es licin sepanjang 14 – 15 meter. Salah menapaki bukit sedikit saja, dia bisa tergelincir jatuh 5.000 meter ke arah China atau 6.400 meter ke arah Nepal. Sebuah pertaruhan yang mengerikan.
Perbukitan licin yang membuatnya hampir mundur. Dia merasa takut, ngeri, dan marah. Dia kecewa dengan para pendaki terdahulu yang tak pernah mengingatkan akan adanya perbukitan es licin sepanjang 14-15 meter. Menurutnya, dia sudah membaca semua ekspedisi Everest terdahulu, namun tak pernah ada yang menuliskan tentang bukit licin itu.
Namun ia sadar, kemarahan, kekecewaan, dan ketakutan tak akan membawa dia kemana-mana. Pilihannya hanyalah maju terus ke depan. Tak ada waktu lagi untuk menoleh ke belakang.
Perlahan dan sangat berhati-hati, dia merangkak menyeberangi bukit es licin itu. Sebuah pengalaman yang tak akan dia lupakan seumur hidupnya. Karena menurut dia, itulah pengalaman paling menegangkan selama dia hidup.
Memang benar, usaha keras tak akan mengkhianati. Akhirnya Junko Tabei berhasil melewati bukit es maut. Dia menuturkan bahwa semua rambutnya seakan berdiri tegak saat ia berhasil melewati perbukitan es maut dan berhasil menggapai puncak tertinggi dunia.
Sebuah prestasi yang menakjubkan yang telah ditorehkan pendaki wanita jika mengingat pada zaman itu peralatan pendakian tak secanggih sekarang. Saya tak bisa membayangkan seberat apa ransel yang ia panggul waktu itu. Ransel zaman dahulu belum dibuat dengan teknologi untuk kenyamanan punggung. Sleeping bag juga masih belum seperti sekarang. Dan Junko Tabei berhasil melakukannya, berdua bersama Sherpa Ang Thsering.
Sudah banyak kecelakaan dan korban meninggal yang ia temui saat pendakian. Kini, dia juga sudah tak muda lagi. Meskipun demikian, ia mengaku tak akan berhenti mendaki. Tak akan ada yang bisa menghentikan dia mendaki. Karena naik gunung adalah panggilan jiwa baginya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOSINTESIS

Psikosintesis adalah bentuk terapi singkat atau jangka panjang yang mendalam. Psikosentesis disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan klien untuk menentukan apakah terapi psikosintesis cocok bagi individu tersebut. Banyak orang yang mengakui pentingnya mengetahui dirniya sendiri, memahami dan mengenal dirinya lebih mendalam. Tidak bisa disanggah bahwa banyak orang yang menjalani kehidupan tanpa tujuan yang pasti, sehingga orang tersebut dapat depresi dan merasa terasingkan. Psikosintesis terbukti efektif mengatasi masalah-masalah tersebut karena hal ini bisa menangani dan memperkuat kualitas tujuan kehidupan mereka. Psikosintesis merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin mengeksprolasi tujuan kehidupan mereka didalam kehidupan ini. Psikosintesis juga dapat membantu mereka terhubung kembali dengan spiritualitas mereka agar mereka dapat mencari pengalaman yang nyata untuk mengetahui siapa dan kemana tujuan mereka dala kehidupan ini. Mereka ingin mewujudkan potens...

Soe Hok Gie

Mempelajari Catatan Soe Hok Gie Soe Hok Gie wafat di Mahameru saat melakukan pendakian pada 18 Desember 1969 karena menghirup asap beracun gunung tersebut. Soe Hok Gie dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942. Dia adalah sosok aktifis yang sangat aktif pada masanya. Sebuah karya catatan hariannya yang berjudul Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran setebal 494 halaman oleh LP3ES diterbitkan pada tahun 1983. Soe Hok Gie tercatat sebagai mahasiswa Universitas Indonesia dan juga merupakan salah satu pendiri Mapala UI yang salah satu kegiatan terpenting dalam organisasi pecinta alam tersebut adalah mendaki gunung. Gie juga tercatat menjadi pemimpin Mapala UI untuk misi pendakian Gunung Slamet, 3.442m. Kemudian pada 16 Desember 1969, Gie bersama Mapala UI berencana melakukan misi pendakian ke Gunung Mahameru (Semeru) yang mempunyai ketinggian 3.676m. Banyak sekali rekan-rekannya yang menanyakan kenapa ingin melakukan misi tersebut. Gie pun menjelaskan kepada rek...